Seperti
kita ketahui, internet, telah berkembang pesat di Indonesia. Berbagai informasi
penting yang menguntungkan menyebar luas ke masyarakat. Tetapi kerugiannya ada
juga . Kerugian dan kerusakan timbul dari Cybercrime atau tindak kejahatan
Internet. Internet terancam keamananya karena sering disalahgunakan untuk
berbagai macam bentuk kegiatan terlarang. Bentuk kejahatan internet seringkali
melanggar privasi dan menyinggung perasaan penggunanya. Ada juga bentuk kejahatan
Spionase e-mail yang bertujuan mencuri data pribadi. Bentuk lainnya berupa
penipuan kartu kredit, dan pembajakan perangkat lunak. Sementara kegiatan spam
dapat menghambat kerja komputer dan virus merusak program serta data komputer.
Kejahatan melalui internet berkembang pesat seiring dengan kemajuan penciptaan
software. Semua tindakan itu merupakan tindak pidana dunia maya.
Cybercrime
merupakan kegiatan kriminal internet
yang sasaran tembaknya para pengguna internet. Pencuri modern ini mencuri lebih
banyak dibandingkan pencuri tradisional. Di masa depan internet tidak hanya
digunakan sebagai alat mencuri, tetapi teroris pun dapat menggunakan internet
untuk menimbulkan kerusakan massal yang lebih dahsyat dibandingkan kerusakan
yang ditimbulkan oleh serangan bom (Dewan Riset Nasional, 1991).
Serangan
online yang lebih canggih kini semakin terorganisir melalui para cyber crooks
(spike, 2006). Serangan ini mungkin dilakukan oleh mereka yang mengetahui
adanya berbagai titik kelemahan keamanan dalam produk perangkat lunak. Sejak
tahun 2007 jutaan konsumen bebas dari ancaman tipuan para penjahat cyber.
Mereka sudah pandai menghindari penipuan dalam transaksi perbankan, belanja
online, atau berselancar(internet watchers, 2007).
Meningkatnya
kejahatan cyber melalui spam dan junk mil yang semuanya berbasil e-mail
merepotkan pengguana komputer. Volume spam shot meningkat karena pesan-pesan
dalam e-mail berisi banyak gambar dan foto. Akibatnya, administrator jaringan
tidak hanya harus lebih banyak berurusan dengan junk mail, tetapi juga dengan
gambar-gambar sarat pesan yang memerlukan kira-kira tiga kali lebih banyak
ruang penyimpanan dan bandwidth internet untuk memproses teks dari berbagai
e-mail tersebut (Daniel Druker,2008).
Volume
spam sering dilihat sebagai barometer keamanan internet secara relatif
dimasyarakat , sebagai besar spam direlay melalui “boots”. Semakin banyak
komputer yang disambungkan dengan link dalam jaringan bersama, atau “botnets”,
semakin besar volume spam dapat menghancurkan internet.
Botnets
telah menjadi kekuatan penggerak
dibelakang kejahatan online terorganisir. Para penjahat itu bergerak dengan
resiko rendah dan mendatangkan keuntungan tinggi. Keuntungan penjahat melalui penipuan atau
phishing dieprkirakan 2 Milyar per tahun dengan cara melibatkan penggunaan spam
dan situs web palsu untuk mengelabui pengguna komputer dalam mengungkapkan data
keuangan dan data pribadi lainnya. Hal lain yang menarik untuk mengukur perkembangan
kejahatan online adalah data yang menunjukkan bahwa kegiatan kelompok kriminal
ini telah bergeser dari kegiatan malam hari dan akhir pekan ke serangan
mendadak. Kejahatan onlline semakin berkembang dan semakin canggih. Preman
internet ini lebih pintar menghindarkan diri dari upaya anti-penipuan seperti phishing dan web phishing yang target
korbannya bank dan perusahaan e-commerce yang sama pada server web.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar